All In one

Space Iklan 728 x 90

Rabu, 08 Januari 2014

Author Khairul Anwar posted on 22.01 in

Tokoh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan menjadi penentu peta politik pada Pemilu 2014.

Untuk partai kompetitor PDI-P, cara paling rasional untuk memenangi pemilu adalah dengan mendorong PDI-P mengusung Megawati sebagai calon presiden. Setidaknya demikian, bila merujuk tren dukungan bagi para kandidat dan partai berdasarkan survei yang digelar harian Kompas pada 2012 sampai 2013.

"(Karena) kesempatan bagi partai-partai lawan untuk bisa bergerak naik hanya terjadi jika Jokowi tidak dicalonkan oleh PDI-P," menjadi salah satu kesimpulan dari survei tersebut. Dengan situasi itu, masa-masa sekarang ini menjadi hari-hari untuk adu jitu strategi di antara partai politik papan atas peserta Pemilu 2014.

Kajian Litbang Kompas menyatakan bahwa saat ini ada tiga kepentingan yang akan saling tarik-ulur terkait strategi PDI-P dengan fenomena kehadiran figur Jokowi yang dilematis. Tiga sentrum kepentingan itu adalah lingkaran dalam PDI-P, masyarakat, dan lawan politik.

Seandainya sentrum pertama linier dengan masyarakat luas, kekuatan partai kemungkinan akan membesar. Bila sentrum pertama condong pada kepentingan ketiga, maka PDI-P akan dilihat gampang disetir lawan politik, dan masyarakat akan mencari figur dari partai lain. Jika kemungkinan kedua yang terjadi, maka saat itulah kemungkinan muncul sosok-sosok yang semula tak diperhitungkan atau diperkirakan di jagad politik.

Dilema Jokowi

Sampai saat ini PDI-P belum pernah memunculkan sinyal nyata akan mengusung Jokowi untuk Pemilu Presiden 2014. Di kalangan internal, sosok Megawati Soekarnoputri masih punya banyak pengikut setia meskipun survei terakhir memperkirakan sebagian kader yang semula memilih Megawati beralih ke Jokowi.
Jika Jokowi diusung PDI-P untuk Pemilu Presiden 2014, maka hampir pasti gerbong suara PDI-P akan penuh sesak. Tipis peluang bagi partai lain untuk menjaga perolehan suara yang didulang pelan-pelan sekarang, apalagi menambah suara lagi.

Tren elektabilitas Jokowi yang terus menanjak adalah faktor yang akan sangat menguntungkan partai pengusungnya. Karenanya, tak pelak bila dikatakan bahwa tahun politik kali ini adalah uji strategi untuk PDI-P. Meskipun demikian, tak tertutup kemungkinan masih ada strategi tersembunyi lain PDI-P selain faktor Jokowi.

Rangkaian survei yang digelar harian Kompas menggunakan metode survei longitudinal, yakni memakai responden yang sama. Ketiga survei dilakukan secara tatap muka, dalam tiga periode waktu yang berbeda.

Survei periode utama yang hasilnya dilansir pada Desember 2012 dilakukan pada rentang 26 November 2012 sampai 11 Desember 2012. Periode kedua, 30 Mei 2013 sampai 14 Juni 2013, dan diumumkan pada Juni 2013. Adapun periode ketiga terlaksana pada 27 November 2013 sampai 11 Desember 2013, yang hasilnya diumumkan berturut-turut mulai Rabu (8/1/2014).

Melibatkan 1.380 sampai 1.400 responden dari 34 provinsi di Indonesia, survei ini menggunakan tingkat kepercayaan 95 persen dan rentang kesalahan (margin of error) 2,6 persen dalam penarikan sampel acak sederhana.
Kompas.com
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Page Views

About Me

Khairul Anwar
Lihat profil lengkapku

Pengikut